Saturday, December 31, 2016

12 Sejarah Pahlawan Indonesia Pada Uang Baru Rupiah


Sarjanamuda.com -Bank Indonesia resmi menerbitkan uang Rupiah dengan desain terbaru, dari  perubahan tersebut dterdapat 7 pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang logam. sedangkan 11 pecahan uang baru itu terdapat 12 gambar pahlawan yang diperbaharui disetiap pecahannya

Siapa sajakah pahlawan yang masuk dalam pembaharuan uang pecahan itu Berikut 12 pahlawan nasional yang terdapat pada uang baru rupiah :

1. Ir. Soekarno  

Nama asli dari preseiden Soekarno adalah : Koesno Sosrodiharjo lahir di Surabaya, Jawa Timur 1901. Ia Merupakan Presiden pertama Indonesia, dengan masa jabatan 21 tahun yakni pada tahun 1945-1966 Ia memiliki peran penting dalam pembebasan Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus sebagai Proklamator kemerdekaan bersanding dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno Juga orang yang pertama kali mencetuskan konsep pancasila sebagai landasan negara kesatuan Indonesia.

2. Drs. Mohammad Hatta

Drs.Mohammad Hatta, Nama Aslinya adalah Mohammad Athar akan tetapi ia lebih populer disebut Bung Hatta, Lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Fort de Kock nama kota pada masa Hindia Belanda atau yang dikenal saat ini dengan Bukittinggi Sumatera Barat, Ia meninggal di Jakarta pada 14 Maret 1980 dengan usia 77 tahun. Mohammad Hatta merupakan seorang negarawan dan juga ekomonom, tidak hanya dikenal sebagai wakil Presiden ia juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

bersama Soekarno Bung Hatta turut memiliki peranan penting dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Ia pernah menjabat sebagai perdana menteri dalam kabinet Hatta I, Hatta II dan RIS, walaupun pada akhirnya pada tahun 1956 Ia memilih mundur dari jabatan wakil presiden karena terdapat perselisihan dan perbedaan pendapat dengan Soekarno.

Kebersamaan dan peran penting Ir.Soekarno dan Muhammad Hatta pada masa awal sejarah kemerdekaan Indonesia sehingga BI mengabadikan keduanya dalam pecahan uang kertas 100.000 rupiah

3. Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawidjaja pada pecahan uang kertas 50.000 

Ia lahir di Tasikmalaya, Jawa barat pada 14 Januari 1911 dan meninggal di Jakarta pada 7 November 1963 dengan usia 52 tahun, Juanda merupakan seorang perdana menteri Indonesia yang ke 10 sekaligus menjadi perdana menteri yang terkahir, kemudian ia menjabat sebagai menteri keuangan dalam kabinet kerja I

Pada tahun 1957 Juanda mendeklarasikan bahwa laut Indonesia di dalam kepulauan Indonesia menjadi kesatuan wilayah NKRI sehingga disebut sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut (United Nations Convention on Law of the sea)

Nama Juanda sudah diabadikan menjadi nama bandara di Surabaya Jawa timur itu dikarenakan jasanya dalam memperjuangkan Bandara tersebut sehingga dapat beroperasi dan terlaksana dengan baik. Nama Juanda juga diabadikan sebagai nama Hutan di Bandung yang dikenal dengan Hutan Raya Ir.H.Djuanda, di dalam Taman tersebut terdapat museum dan monumen sejarah tentang Ir.H Juanda.

4. Dr.Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangipada pecahan uang kertas 20.000 

Lebih dkenal dengan Sam Ratulangi Lahir di Tondano Sulawesi Utara, Ia merupakan salah satu pejuang dan aktivis kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Sulawesi Utara.

Ia Juga dikenal sebagai akademisi yang cerdas dimana ia memperoleh gelar Ijazah guru di University van Amsterdam kemudian ia melanjutkan master dan Doktornya di Zurich Swiss, Ratulangi memiliki peran penting untuk kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan, dimana ia terus memperjuangkan dan mendidik masyarakat sekitar untuk melawan pembodohan kolonial Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang Ratulangi menjadi salah satu panitia persiapan kemerdekaan Indonesia. kemudian setelah Indonesia Merdeka Sam Ratulangi menjadi Gubernur Sulawesi pertama, akan tetapi pada waktu itu Sulawesi terlebih dulu diduduki Belanda. ia ditangkap dan dibuang ke Serui Irian Jaya. setelah dibebaskan Ratulangi kembali ke Jawa sehingga pada Agresi Militer II Belanda, ia ditangkap kembali. dan meniggal dalam keadaan sebagai tawanan musuh pada 30 Juni 1949

5.Frans kaiseiepo, pada pecahan uang kertas 10.000

Frans kaiseiepo Lahir di Wardo, Biak, Papua pada 10 Oktober 1921 Ia merupakan tokoh pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari papua. pada konferensi Malino pada tahun 1946 Frans ikut terlibat dalam pembentukan Republik Indonesia Serikat

Sejak muda Frans dikenal sebagai aktivis gerakan kemerdekaan repubublik Indonesia di wilayah Irian (papua). pada saat pemerintah Belanda menangkap Silas Papare, seorang pendiri Partai Kemerdekaan Irian Indonesia (PKII), Frans Kaisiepo dan Johan Ariks terus memperjuangkan  perjuangan rekan mereka yaitu untuk menyatukan wilayah Irian ke pangkuan Indonesia.

pada saat KMB (Konferensi Meja BUndar) Frans menolak untuk dijadikan anggota delegasi Belanda. penolkan tersebut mengakibatkan Frans dihukum dan diasingkan ke daerah terpencil. KMB tersebut menghasilkan sebuaht keputusan pengakuan kedaulatan terhadap Negara Republik Indonesia. Namun Belanda bersikeras menolak keputusan tersebut hingga pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (Tri Komando Rakyat) sebagai upaya membebaskan Irian yang kemudian dilanjutkan dengan operasi militer. Frans Kaisiepo pun turut aktif dalam mebantu TNI.

Ketika Trikora berakhir, kemudian perjuangan dilanjutkan melalui jalur diplomasi. hingga
secara resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerahkan Irian Barat kepada pemerintah RI pada Tanggal 1 Mei 1963.

6. Dr. K.H. Idham Chalid pada pecahanuang kertas  5000 

lahir di Satui, Kalimantan Selatan pada tanggal 27 Agustus 1921 ia meraih gelar Doktor Honoris Causa dari AL-Azhar University, Kairo

ia juga merupakan salah satu politisi Indonesia yang sangat berpengaruh di masanya, dalam karir politiknya ia pernah menjabat sebagai wakil perdana Menteri Indonesia pada kabinet Ali Sastroamidjojo dan Kabinet Djuanda. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai ketua MPR dan Ketua DPR.

selain dikenal sebagai seorang politisi, Idham Khalid Juga aktif dalam kegiatan keagamaan tercatat ia juga pernah menjabat sebagai ketua Tanfidziyah Nahdhatul Ulama pada Tahun 1956-1984.

7. Mohammad Hoesni Thamrin Gambar pahlawan nasional pada uang kertas pecahan 2000

Mohammad Hoesni Thamrin lahir di Weltevreden Batavia atau sekarang yang disebut Jakarta, pada 16 Februari 1894 ia merupakan tokoh Betawi yang memiliki darah Belanda dari kakeknya, sedangkan ayahnya Tabri Thamrin adalah seorang Wedana pada tahun 1908 di bawah Gubernur Johan Cornelis Van der Wijck.

Thamrin menjadi Dewan kota Jakarta pada tahun 1919 kemudian pada tahun 1935 ia dipercaya untuk menjadi anggota Volksraad dewan rakyat yang mewakili kelompok probumi/inlander, setelah itu pada tahun 1939 melali mosinya meminta Indonesia, indonessisch dan indonesier (Indonesia, Bahasa Indonesia dan Rakyat Indonesia) untuk digunakan sebagai pengganti Nederland Indie, Nederland dan Inlander.

Pada 6 januari 1941 Thamrin dituduh bekerja sama dengan Jepang, hingga ia disanksi dan menjadi tahanan rumah dan tidak boleh mendapat kunjungan dari siapapun, setelah berada 5 hari ditahanan iapun meninggal, pada tanggal 11 Januari 1941 dan dimakamkan di pekuburan Karet, Jakarta

8.Tjoet Nyak Meutia pada uang kertas pecahan 1000

Cut metia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870, perlawanannya terhadap Belanda dilakukan bersama suaminya yaitu Teku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong hingga pada bulan maret 1905 Tjik tunong ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Belanda.Sebelum meninggal terlebih dahulu Tjik Tunong berpesan kepada Pang Nagroe untuk menikahi istrinya sekaligus merawat anaknya Teuku Raja Sabi.

Cut Meutiapun menikah dengan Pang Nagroe mengikuti wasiat dari suaminya kemudian bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. pada pertempuran dengan Korps Mareschausee di paya cicem, cut meutia dan para wanita melarikan diri ke hutan sedangkan Pang Nagroe terus melakukan perlawanan hingga akhirnya meninggal.

dengan sisa kekuatan yang ada cut meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan, ia menyerang pos-pos kolonial Belanda serta terus bergerak sampai menuju Gayo dengan melewati hutan belantara. hingga pada 24 oktober 1910, cut metuia bersama pasukkannya bentrok dengan Marechausee di Alue Kurieng. Dalam pertempuran itu Tjoet Njak Meutia gugur

9. I Gusti Ketut Pudja pada uang logam pecahan 1000

I Gusti Ketut Pudja lahir 19 Mei 1908, Dalam perumusan negara Pudja termasuk dari bagian panitia persiapan kemerdekaan untuk mewakili Sunda Kecil atau saat ini yang dikenal dengan Bali dan Nusa Tenggara

Dalam perumusan naskah teks proklamasi ia juga turut hadir di rumah Laksmana maeda, setelah itu ia pun diangkat oleh Soekarno menjadi gubernur Sunda Kecil. Sebagai Gubernur pertama Sunda kecil Pudja memiliki tugas yang berat, masih berkuasanya pemerintah pendudukan Jepang walaupun telah menyerah dengan sekutu pada 14 Agustus 1945.Di lain pihak, masih ada swapraja-swapraja yang sejak tahun 1938 diatur oleh pemerintah kolonial Belanda yang menetapkan daerah Bali atas delapan kerajaan.

Dengan demikian Gubernur Pudja memiliki tanggung jawab besar untuk menyatukan ke delapan kerajaan tersebut salah satunya dengan mengadakan perjalanan keliling pulau Bali bersama dengan ketua komite Nasional Indonesia (KNI) Sunda Kecil, Ida Bagus Putra Manuaba.

mereka mendatangi setiap kerajaan dan memberi penerangan kepada raja-raja dan rakyat Bali tentang kemerdekaan Indonesia sekaligus berdirinya pemerintah Nasional RI SUnda Kecil. Ia Juga mengirim utusan ke Lombok dan Seumbawa Besar dengan tujuan yang sama.

10.Tahi Bonar Simatupang pada uang logam pecahan 500
 atau yang lebih dikenal dengan nama T.B. Simatupang (lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 28 Januari 1920

Presiden Soekarno pernah menunjuk T.B Simatupang sebagai kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KASAP) setelah Panglima besar Jendral Sudirman wafat pada tahun 1950.

Dalam perjalanan karir militernya T.B Simatupang bisa disebut cemerlang, ia dipercaya untuk membantu angkatan bersenjata Indonesia dan juga selalu menjadi delegasi sebagai perwakilan Indonesia di berbagai forum dan perundingan seperti Konferensi Meja Bundar (KMB)

T.B SImatupang merupakan pencetus ide terbentuknya sumpah prajurit dan Sapta Marga.

11. Dr. Tjiptomangunkusumo pada uang logam pecahan 200 

Dr. Tjiptomangunkusumo dilahirkan di Desa Pecagakan, Jepara Jawa Tengah, 1886 . Ia merupakan putera tertua dari Mangunkusumo, seorang guru atau priyayi biasa dalam struktur masyarakat Jawa. Meskipun demikian, Mangunkusumo berhasil menyekolahkan anak-anaknya pada jenjang yang tinggi.

Cipto menempuh pendidikan di STOVIA, ia dinilai sebagai pribadi yang kritis dan memiliki pemikiran yang tajam. oleh karena itu ia dijuluki sebagai “een begaald leerling” artinya murid yang berbakat. Ia bersikap tegas dalam mengkritik pemerintahan Belanda melalui tulisan-tulisan di harian De locomotive dan Bataviaasch Nieuwsblad sejak tahun 1907.

Setelah lulus dari STOVIA, ia bekerja sebagai dokter untuk pemerintah kolonial Belanda yang ditugaskan di Demak. Sikapnya yang terus mengkritik pemerintahan Belanda lewat berbagai tulisan membuatnya harus kehilangan pekerjaan.

hingga kemudian Ia bertemu dengan Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat (ki Hajar Dewantara) semangat perjuangan untuk mendirikan pemerintahan sendiri mendorong mereka mendirikan Indische Partij pada tahun 1912. Kebersamaan dan semangat tiga sekawan tersebut kemudian dijuluki dengan tiga serangkai.

Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya yang dianggap dapat mengancam pemerintahan Belanda pada waktu itu.

Cipto terus berada di jalur politik untuk mengkritik pemerintahan Belanda dengan bergabung menjadi anggota Volksraad, sedang kedua rekannya dalam tiga serangkai mengambil jalur pendidikan.

karena sikapnya yang semakin keras hingga pada tahun 1927 ia dibuang oleh pemerintahan Belanda ke Banda. kemudian Wafat pada tahun 1943 dan dimakamkan di TMP Ambarawa.

12. Prof. Dr. Ir. Herman Johannes pada uang logam pecahan 100

Prof. Dr. Ir. Herman Johannes, sering juga ditulis sebagai Herman Yohannes lahir di Rote, NTT, 28 Mei 1912 ia merupaka seorang cendikiawan politikus sekaligus ilmuwan Indonesia dimana ia merupakan seorang guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pernah menjabat sebagai rektor pada tahun 1961-1966 pernah juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI (1968-1978) dan Menteri pekerjaan Umum (1950-1951)

Keahlian Herman Johannes dalam ilmu Fisika dan Kimia berhasil dimanfaatkan untuk memblokade gerak pasukan Belanda selama terjadi clash I dan II. pada Bulan Desember 1948, pada saat itu Letkol Soeharto selaku Komandan Resimen XXII TNI yang melingkupi daerah Yogyakarta meminta Herman Johannes memasang bom di jembatan kereta api Sungai Progo.

Kemahiran Herman Johannes mengenai teori jembatan saat bersekolah di THS Bandung, dapat membantu pasukan Resimen XXII membom jembatan tersebut.

Hingga akhirnya Jembatan  hancur dan satu persatu jembatan antara Yogya-Solo dan Yogya-Kaliurang berhasil dihancurkan oleh Johannes bersama para taruna Akademi Militer. Aksi gerilya ini melumpuhkan aktivitas pasukan Belanda sebab mereka harus memutar jauh mengelilingi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu melewati Magelang sampai ke Salatiga untuk bisa masuk ke wilayah Yogyakarta.


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon