Thursday, December 29, 2016

5 Orang Dengan IQ Tertinggi di Dunia



Sarjanamuda.com -Di dunia ini hanya sekitar 0,5 persen dari keseluruhan manusia yang memiliki IQ diatas 140 dan dianggap sebagai orang dengan kategori jenius, dari 0,5 persen tersebut kami sudah memilih 5 orang terjenius menurut tingkat IQ.  Inilah lima orang paling jenius yang pernah ada di muka bumi ini:

1.    William James Sidis (250-300)

Terlahir dengan nama lengkap William James Sidis lahir pada tanggal 1 april 1898 Di Amerika Serikat, IQ (tingkat kecerdaan) yang dimiliki oleh James Sidis adalah 250-300. Kejeniusannya mengalahkan Da Vinci, Einstein, Newton dan ilmuwan lainnya. Tetapi anehnya, nama James Sidis nyaris luput dari hingar bingar pemberitaan tentang para jenius di jagat ilmu pengetahuan.

Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar. Selain itu dia juga menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy.

Pada usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Dia merupakan mahasiswa termuda yang pernah di terima oleh Harvard karena kejeniusannya. Kekaguman beberap profesor di Harvard ketika Sidis meemberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi, menjadikan dirinya sebebgai pusat perhatin. Banyak professor yang kemudian meganggap bahwa Sidis kelak akan menjadi ahli matematika terbaik di dunia.

James Sidis lulus cumlaude sebagai sarjana matematika di usia 16tahun. Selanjutnya Ia melanjutkan kuliah namun sempat tersendat karena diancam oleh sekelompok mahasiswa yang tidak menyukainya.

Di usia 17 Sidis menerima tawaran sebagai asisten dosen, di samping itu dia melanjutkan studi ke program doktor di Institut William Marsh Rice. Disana James Sidis mengajar di kelas trigonometri, Euclidean Geometri dan non-euclidean geometri, namun ia tidak menyelesaikan studinya dengan alasan merasa frustasi oleh sistem pembelajaran dan perlakuan kakak kelasnya yang tidak suka dengannya.

Selain itu, Sidis diketahui mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari.

Di tahun 1919, Sidis ditangkap dan ditahan selama 18 bulan karena keterlibatannya dalam demo Socialist May Day di Boston. Saat itu Ia membuat pernyataan menentang wajib militer pada perang Dunia I. Sejak keluar dari penjara, Sidis kemudian menghilang bak ditelan bumi dan setelah sekian lama, William James Sidis diketahui oleh seorang reporter sebagai pemulung besi tua.

William Sidis meninggal dunia pada tahun 1944 di Boston karena mengalami pendarahan pada otaknya di usia 46 tahun. Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis. Kebanyakan orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia.

2.    Terence Tao 230

Terence Tao dilahirkan dengan nama lengkap Terence "Terry" Chi-Shen Tao pada tanggal 17 Juli 1975 di Adelaide, Australia. Ayahnya bernama Billy Tao adalah seorang dokter anak, dan ibunya, Grace Tao, adalah fisikawan dan matematikawan lulusan dari University of Hong Kong, mantan guru sekolah menengah matematika di Hong Kong. Orang tuanya adalah imigran dari Hong Kong ke Australia. Menurut peneliti pendidikan Prof. Miraca Gross, Terence Tao merupakan anak ajaib, hal itu dia sampaikan ketika sedang dalam penelitian tentang anak berbakat.

Tao adalah seorang mahasiswa pascasarjana di Princeton University di bawah arahan Elias Stein, dan Tao menerima gelar Ph.D. pada usia 20 tahun. Ia mengajar di Universitas California, Los Angeles pada tahun 1996. Ketika ia berusia 24, ia dipromosikan menjadi profesor di Universitas California, Los Angeles dan tetap menjadi orang termuda yang pernah diangkat menjadi professor oleh UCLA.

Menurut Smithsonian Magazine online, Tao dapat melakukan aritmatika dasar pada usia dua tahun. pada usia 2 tahun tersebut, Terence Tao telah berusaha untuk menjelaskan pada teman-temannya yang berusia 5 tahun tentang pelajaran aritmatika dan bahasa inggris. Selain cerdas berbahasa Inggris, Tao juga pandai berbicara bahasa Kanton, tetapi tidak dapat menulis dalam bahasa Cina.

Terence Tao memamerkan kemampuan matematikanya yang luar biasa dari usia dini, Dia belajar matematika tingkat universitas pada usia sembilan tahun. Pada usia 8 tahun Terence Tao mendapat skor 760 dalam program studi Johns Hopkins dibagian matematika.

Pada tahun 1986, 1987, dan 1988, Tao adalah peserta termuda dalam Olimpiade Matematika Internasional. Di usianya yang masih 10tahun ia memenangkan medali perunggu, perak, dan medali emas. Pada usia 14, Tao menghadiri pertemuan Science Research Institute.

Ia menerima gelar sarjana dan gelar master pada usia 16 dari Flinders University, setelah sebelumnya menerbitkan Paper Pertamanya di usia 15tahun. Pada tahun 1992 ia memenangkan beasiswa Fulbright untuk melakukan studi pascasarjana di Amerika Serikat.

Dari tahun 1992 hingga 1996, Tao adalah seorang mahasiswa pascasarjana di Princeton University di bawah arahan Elias Stein, dan Tao menerima gelar Ph.D. pada usia 20 tahun. Ia mengajar di Universitas California, Los Angeles pada tahun 1996. Ketika ia berusia 24, ia dipromosikan menjadi profesor di Universitas California, Los Angeles dan tetap menjadi orang termuda yang pernah diangkat menjadi professor oleh institusi tersebut.

Tao telah memenangkan berbagai banyak penghargaan. Ia menerima Hadiah Salem tahun 2000, Memorial Prize BĂ´cher pada tahun 2002, dan Clay Research Award pada tahun 2003, atas kontribusi untuk analisis dan bekerja pada Kakeya conjecture serta peta gelombang. Pada tahun 2005, ia menerima American Society Mathematics Levi L. Conant Prize, dan pada tahun 2006 ia dianugerahi SASTRA Ramanujan Prize. Pada tahun 2004, Ben Green dan Tao merilis apa yang sekarang dikenal sebagai teorema Green-Tao.

Tao menjadi finalis untuk penghargaan Australian of the Year pada tahun 2007. Pada tahun yang sama pula dia terpilih sebagai Fellow dari Royal Society Australia. Pada bulan April 2008, Tao menerima Alan T. Waterman Award, yang mengakui karir awal seorang ilmuwan untuk kontribusi yang luar biasa di bidang mereka.

Tao juga terpilih sebagai Fellow dari American Academy of Arts and Science pada tahun 2009. Pada tahun 2010, ia menerima Hadiah Internasional Raja Faisal. Pada tahun 2012 ia menerima Penghargaan Crafoord di bidang Matematika dari Royal Swedish Academy of Sciences. Di tahun itu pula ia menerima penghargaan dari Simon Foundation. Dan Pada 2013 Tao telah menerbitkan lebih dari 250 makalah penelitian dan 17 buku.

3.    Christopher Hirata (225)

Christopher Hirata lahir pada tahun 1982, adalah anak ajaib sebagai astrofisikawan, terkenal karena sekitar tahun 2000 menjadi manusia termodinamika kimia dan fisika. Ia sudah dipanggil ke perusahaan Caltech pada saat usianya baru 14 tahun. Dan di usia 16 tahun, ia ditarik NASA untuk mengerjakan proyek kolonisasi Planet Mars.

Pada usia 3tahun, dia telah dapat menghitung total tagihan dari item di keranjang belanja orangtuanya, item-per-item, berat, kuantitas , diskon, dan pajak penjualan.  Selain itu, mampu membaca alfabet mundur, dan telah diberi kode urutan abjad numerik.

Di kelas 1, ia melakukan aljabar. Dalam hal tahun dasar dan sekolah menengah nya. Hirata merupakan salah satu dari 10 orang paling cerdas yang masih hidup. 

ia mendapat gelar Ph.D. pada usia 22 tahun. Christopher dikenal menjadi kosmologi muda yang luar biasa dan astrofisikawan yang penelitiannya berkisar dari penyelidikan murni teoritis untuk analisis data asli.

4.    Kim Ung Yong (210)

Kim Ung-Yong Lahir di Korea Selatan pada tanggal 7 Maret 1962 di Hongje-Dong, Seoul, Korea-Selatan. Ayahnya bernama Kim Soo-Sun adalah seorang Professor.

Kim Ung-Yong atau si anak ajaib mulai menunjukan bakat dan kemampuannya ketika ia dapat berbicara pada usia 6 bulan. Kemudian pada usia 3 tahun, dapat memecahkan masalah persamaan kalkulus. Ketia ia berusia 4 Tahun, dia telah menghapal sekitar 2000 kata baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Jerman.

Pada tanggal 2 November 1967, Kim Ung Yong menggunakan bahasa Cina, Spanyol, Vietnam, Tagalog, Jerman, Inggris dan Jepang serta Korea ketika di wawancara oleh salah satu televisi Jepang, selain itu dia juga berhasil memecahkan soal diferensial yang amat rumit dan soal integral kalkulus dengan sangat mudah. Kim Ung-Yong kemudain masuk dalam Guinness Book Of World Records sebagai manusia yang mrmiliki IQ Tertinggi yaitu dengan skor 210.

Diusia 3-6 tahun Kim Ung Yong menjadi mahasiswa tamu di Jurusan Fisika, di Universitas Hanyang. Pada usia 7 Tahun ia memenuhi undangan NASA di Amerika Serikat. Pada tahun tahun 1974, dia menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ph.D dalam bidang Fisika di Colorado State University di pada usia 15 tahun.

Selama menempuh pendidikan di Colorado State University, ia juga berkerja sebagai peneliti di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA sampai tahun 1978. Setelah itu, dia kembali ke Korea Selatan.

Di Korea Selatan, Kim Ung-Yong kemudian mendalami bidang Teknik Sipil, dan berhasil mendapat gelar Doktor pada bidang teknik sipil. Bidang keilmuan yang sama sekali berbeda dari bidang yang ia dalami sebelumnya.

Di tanah kelahirannya, Kim Ung Yong menjadi tenaga pengajar dan peneliti di Korea. Kim banyak mendapat tawaran dari berbagai universitas Korea yang terkenal, namun ia lebih memilih universitas daerah. Sejak tahun 2007, Kim menjadi pengajar di Chungbuk National University. Hal itu dilakukan olehnya sebagai pengabdian diri.

5.    Christopher Michael Langan (195-210)

Lahir pada tahun 1952 di San Francisco, California ketika ayahnya meninggal dunia. Dia menghabiskan sebagian besar masa mudanya di Montana. Ibunya adalah seorang keluarga kaya yang memiliki bisnis pengiriman. Namun, karena masalah keluarga, Christopher dan ibunya berpisah.
Christopher telah menunjukan kejeniusannya ketika masih balita. Ia mulai bisa berbicara pada usia enam bulan. Belajar secara otodidak untuk membaca dan menulis dari sebuah buku ketika berumur tiga tahun.

Walaupun tumbuh dalam kemiskinan, tatapi Christopher sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia mengambil cuti dari sekolah dan belajar sendiri berbagai bahasa di dunia, seperti bahasa Latin dan Yunani. Selain itu, ia juga terlibat dalam kompetisi Sains dan Matematika.

Saat menyelesaikan Sekolah Menengah Keatas, Christopher mengikuti SAT yaitu tes perguruan tinggi. Karena kejeniusannya itu, ia berhasil lulus di Reed College dan Montana State University. Namun, akhirnya Cris di dropped out dari kuliah. Hal itu disebabkan karena ia tidak punya uang untuk membiayai pendidikannya.

Hal tersebut, juga menyebabkan Christopher mendapatkan kesulitan memperoleh pekerjaan, karena ia tidak menamatkan pendidikan formalnya. Dari seorang pekerja kuli konstruksi sampai kemudian menjadi petugas pemadam kebakaran hutan. Ia juga telah mencoba keahliannya disejumlah pekerjaan padat karya.

Christopher menjalani kehidupan yang berbeda antara siang dan malam, ia mengambil peran ganda dalam hidupnya. Siang hari dia menekuni pekerjaannya di Long Beach, sementara di malam hari dia berusaha mengembangkan teorinya. Ia mengembangkan teori baru yang berhubungan dengan fungsi pikiran dan kenyataan. Teori ini dinamakan Cognitive Theoretic Model of the Universe.

Itulah lima orang dengan IQ tertinggi di dunia yang tercatat dalam sejarah. Tidak sepeperti apa yang kita bayangkan, ternyata tidak semua orang dengan IQ tertinggi bisa hidup senang, tetapi juga ada yang menderita.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon